Wednesday, October 5, 2016

HUTAN ANGKER BERHANTU

       

       Kisah ini berawal dari dua orang yang hobi menangkap burung. Yaitu Joni dan  Yosep, . Mereka biasa mencari dan menjebak burung dimanapun itu walaupun di tengah hutan ataupun di sawah sawah. Yang kebiasaan tersebut biasa mereka sebut dengan istilah memikat.
        Suatu hari Yosep mendapat informasi , kalo ada seekor burung gagak yang sering berkeliaran di suatu jalan setapak menuju hutan agak jauh dari kampung mereka. Yaitu di sebuah bukit yg agak tinggi disebelah barat desa tersebut.
       Dia pun segera menghubungi Jono, dan mengajaknya untuk menjebak burung gagak itu.
       "Jon Jono..  ayo kita menjebak burung gagak, orang orang bilang sekarang sering berkeliaran"
       "Lu kalo manggil jangan seenaknya dong , namaku kan Johan sebastian , panggil gua Joni kek, jangan Jona Jono ,   jadi ngerasa kampungan banget gue.. " sahut joni kesal.
       "Yaelaaa , jon..  cuma nama aja , yg penting gimana niih ? kita jadi berangkat mikat nggak ?" tanya Yosep.
      "oke deh , tapi katanya tuh hutan angker lho brow "
      "berarti kita butuh tambahan personil, yaudah , gimana kalo kita ngajak saudaraku, Saifuddin  ? , dia kan pernah kesana.. " usul Yosep bersemangat.
       Mereka pun segera menghubungi Saifuddin . Dan mengatur rencana keberangkatan ke hutan tersebut. Mereka menyiapkan semua perbekalan, mulai dari makanan, cemilan, kopi rokok, senter, hape, sampai ces cesan pun tidak ketinggalan.  ( Padahal ngapain bawa ces ke hutan ya ?  mau dicas di mana tuh hape. . ..power bank maksudnya , :) ).
       Tapi yang pasti, seekor burung Jalak Nias dalam satu kurungan, plus lem pelekat, penjebak, dan mp3 rekaman ocehan sudah pasti mereka bawa.

Berangkat ke hutan

       
     Tapi burung Gagak lebih sering muncul malam hari, maka ketika sudah menjelang sore , selepas ashar merekapun berangkat. Masing2 membawa tas ransel besar berisi perbekalan. Mereka bertiga  berjalan menyusuri jalan setapak menuju daerah yang katanya tempat berkeliarannya burung gagak tersebut. 
     Saifuddin, yang sebelumnya sudah pernah melewati jalan itu, menjadi pemandu arah. Diikuti oleh Yosep yang membawa burung jalak dalam kurungan. Sedangkan Joni berjalan paling belakang, asik dengan hapenya sambil bbm an.
      Ketika mereka baru sampai di tepi hutan, mereka bertemu seorang gadis yang sedang tersesat dan kebingungan. Kemudian mereka tanyakan siapa dia dan kenapa bisa ada ditengah hutan sendirian.
       "Mbak , kenapa bisa ada disini ? sama siapa ?" tanya Jono .
       "Aku tersesat , tadi aku kesini sama temen temenku. Nggak tahu mereka ada dimana sekarang. Aku baru masuk kuliah dan ini dapat tugas nyelesaiin skripsi, dan ada tugas cari informasi dan foto tentang alam".
       "o iya , namanya mbak ?" tanya Yosep sambil ngajak bersalaman.
       "Nova''  katanya singkat.
       "oh iya , ini aku Yoseph, ini temanku Joni dan Saifuddin''.
       "kalian mau kemana ?"
        Mereka pun menjelaskan maksud keberangkatan mereka. Nova ditawari untuk diantar pulang, tapi masalahnya, tidak ada siapapun yang tahu rute jalan ini kecuali cuma Saifuddin aja. Makanya tidak mungkin mengantar pulang , maka akhirnya Nova pun mengusulkan untuk ikut bersama mereka menjebak burung gagak.
        Perjalanan agak jauh dan cukup melelahkan. Namun akhirnya, sekitar jam setengah enam sore, sampai juga mereka ke daerah tersebut.  Kawasan yang sangat gelap, rimbun, dinaungi oleh daun daun dari berbagai pohon yang sangat besar.   Yosep dibantu Nova mengatur lampu dan perlengkapan makanan serta sangkar pemikat, Saifuddin mengatur tenda, sedangkan Joni tetap asik dengan hape nya. Bermain game.
        "Jono , lu gimana sih ??  temen temennya pada sibuk kok malah main hape ? " marah Josep.
        "iya iya,  maaap.. " sini gue bantu deh"   ucap Joni sambil meringis.
        ''bantu apaan ?  udah selesai lu baru mau bantuin , dasar lu !   pokoknya nanti kalo lu dibawa burung gagak gue nggak bakalan bantuin elu dah"..   dengus Yosep kecewa.
         Setelah shalat maghrib, mereka pun duduk melingkari api unggun yang mereka nyalakan untuk menghangatkan diri.
          

Burung gagak

        Cukup lama mereka ngobrol panjang lebar, Nova pun merasa langsung akrab dengan ketiga teman barunya tersebut. Apalagi tingkah Jono yang jahil dan menyebalkan itu. Yosep memainkan gitarnya, dan mereka pun bernyanyi lagu lagu kesukaan mereka.
            Sayangnya burung jalak dalam sangkar menunjukkan gelagat seperti sedang ketakutan. Entahlah tidak ada yang tahu sebabnya ,   dengan giras mengibak ngibakkan sayapnya secara tak teratur, dan berteriak teriak nggak jelas.
            Dan tidak jauh dari mereka, Joni melihat beberapa ekor burung gagak yang sedang menatap dengan pandangan menakutkan.   Mereka pun menghentikan nyanyian dan obrolannya. Karena jumlah gagak yang hinggap di sekitar mereka semakin bertambah banyak.
      Yosep yang sangat menyukai burung, mencoba untuk menangkap salah satu gagak tersebut, tapi justru gagak itu malah mematuk matuk tangannya. Josep kesakitan dan mundur.  Dan ternyata mereka bukanlah burung yang jinak.
      Saifuddin mengisyaratkan kepada mereka untuk tenang. Sedangkan Nova mulai merasa takut. Entah kenapa, tiba tiba bulu kuduk mereka merinding. 
      Hanya api unggun yang jadi penerangan mereka. Dan suasana di seantero hutan sangatlah gelap. Burung burung tersebut tidak ada satupun yang mendekati sangkar jebakan, tapi justru malah mendekat ke arah mereka. Seakan akan mengawasi dan memberi peringatan kepada mereka.
             Tak lama kemudian , rintik rintik hujan turun, disertai petir yang menggelegar. Burung burung gagak itu bubar dan meninggalkan mereka.  Api unggun padam, maka suasanapun gelap gulita. Yosep kebingungan dan menurunkan sangkar jalak , kemudian menutupinya dengan selembar terpal agar tidak kehujanan..   Sementara Nova dan Joni memasukkan seluruh perbekalan kedalam tenda. Saifuddin mengatur senter, lampu portabel , dan ruang didalam tenda.  Untungnya tenda mereka cukup besar dan cukup untuk menampung empat orang.
             Cukup lama mereka terdiam, Yosep mengeluh tangannya yg sakit terpatuk, dan mengatakan bahwa usaha mereka menangkap burung gagak jelas gagal.
         "duh, sakit banget nih tangan gua... "  keluh Yosep
         "ah, lu ..  gitu aja ngeluh. Gua aja nih, pernah ketabrak truk, nggak apa apa kok" sahut Joni
         "lho ?  mosookk ? ''  seru Saifuddin heran
         " ya iyalah , lu kan ketabrak truk mainan.     ya terang lah gpp" kelakar Yosep.
         "hahahaha"  Nova tertawa renyah.    , Entah kenapa dia begitu suka dengan tingkah teman teman barunya yg kadang konyol.

 Sesuatu diatas pohon

       Ditengah hujan lebat, mereka kemudian saling ngobrol dan bercanda dalam tenda. dan mulai melupakan kejadian barusan yg mencekam itu. Hingga hujan pun mulai berhenti. , Mereka masih asik bercanda,   tapi keriangan mereka tak berlangsung lama , 
         Saifuddin melongokkan kepala ke luar tenda , dan suasana sangat gelap diluar sana.
        Terdengar bunyi bunyi dan suara aneh. Seperti suara tangisan seorang perempuan, dan seperti ada suara laki laki terbahak bahak.  Suara itu semakin lama semakin nyaring dan jelas.   Nova gemetar ketakutan , seakan tidak percaya hal seperti ini terjadi.  Joni dan Yosep berusaha menenangkannya.
        "aku takut bangeet , ada apa inii ?"  Nova mulai bingung dan seperti mau menangis.
         "sudahlah , nggak ada apa apa kok"  Jawab Joni mencoba terus menenangkannya.
         "untunglah aku ketemu kalian ,  aku nggak bisa bayangin kalo sore tadi aku nggak ketemu kalian" ucap Nova merasa berterimakasih.
         "Gapapa kok, selama ada Mas Johny disini, kamu jangan takut pada apapun juga"   jawab Jono dengan sok pahlawan...
         "ah elu Jon , jangan sok pahlawan lu.  , sudahlah Nov , kami disini akan selalu melindungin kamu kok" Kelakar Yosep juga sok pahlawan.
          "makasih kak yosep"   kata Nova
          Jono cemberut.
          "dan mas Joni juga"   terus Nova
          Jono pun tersenyum.
          Saifuddin tidak ikut bicara. Dia malah keluar tenda dan memeriksa ada apa di luar sana. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
          "Yosep , kamu ikut aku , kita lihat siapa yang menjahili kita. Kurasa itu orang iseng.'' ajak Saif.
          ''Hei, tapi bagaimana dengan Nova .  Jangan tinggalin dia disini sendirian.  Aku harus jaga dia" tolak Yosep enggan.
          "yaudah, siapa aja deh ..  Jon....?" dia memanggil Jono.
          "a... anu .... aku juga harus jagain Nova.   semakin banyak yg ngejaga , dia kan semakin aman". jawab Joni ragu.
         Nova merasa gembira karena teman temannya sangat menghargai dan mengutamakannya. Hatinya merasakan bahagia dalam ketakutannya. Tapi tidak demikian Saifuddin.
          "Trus, gua sama siapa ? sendirian aja meriksa ? " tanya Saif nggak terima.
          "IYA "    jawab Joni dan Yosep serempak. Kompak berbarengan.
           "ampunnnn.."   Saifuddin menepok jidat , menyerah, dan dia pun keluar dari tenda.
           Melangkah berhati hati mencari asal suara tangisan dan kekehan yg misterius itu .   Dia berjalan menuju rerimbunan pohon yg terdekat , sambil mengarahkan senter ke seantero hutan. ,melihat ke sekeliling, mengawasi dan mencari ada apa sebenarnya.
            Dan diapun tersentak kaget.
        
           Apa ituuuuuu ?????????   ..... pikir Saif keheranan, bercampur kekagetan yg luar biasa. Kakinya gemetar karena ada rasa takut mulai menguasainya.
           "Jon... Joniii ....   sini  , cepetan ! " seru Saif.
           "oke , siap ..."  jawab Joni,     ..
            Tapi tidak keluar dari tenda, Joni hanya menjawabnya.
           "Hei ,  aku manggil kalian ... cepetan....."   desak Saif dari luar tenda.
            Yosep mendesak Joni,  "cepetan tuh jon , barangkali ada sesuatu ".
            Tapi nggak ngaruh.
           Akhirnya Yosep mengalah.,  dan melangkah ke luar tenda, malas banget , dia berpikir pasti ada sesuatu yang nggak diinginkan akan terjadi.
            Sesampainya , Saif berbisik padanya.
            "Yos , ini ada sesuatu , tapi inget , jangan sampai Nova tahu ...  kasihan dia.   Cukup kita aja yg tahu oke.   Bersikaplah wajar dan kayak nggak ada apa apa."  pinta Saifuddin.
            "iya ,  hmmm ,  ada apa    ?''   tanyaYosep.
            "tuh ! "    Saifuddin menunjukkan sesuatu yg menggelantung diatas pohon tinggi.
            
             Yosep tersentak kaget melihatnya ,seakan hampir pingsan.. bahkan lebih kaget daripada disambar petir. seakan2 tak percaya dengan apa yang i lihat.,, kakinya mulai gemetaran.,  mulutnya kaku terkunci.
             Mereka berdua terus mengamati pemandangan yang sangat aneh itu.,  Bagi mereka, belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.
            "Apa yang harus kita lakukan''., tanya yosep sambil ketakutan
            "Gua juga bingung yoss"., jawab saif bingung
            "Dan terus sampai kapan kita di sini  "tanya lagi yosep
            "Entahlah tapi lebih baik kita di sini dulu, aku sedang memikirkan sesuatu , terus berdoa dan jangan berhenti membaca ayat ayat Al Qur an"  jawab saif
            Mereka saling berbisik, mencari solusi , rasa takut dan gemetar semakin terasa pada mereka berdua yang saat itu sembunyi di balik pohon mahoni .

Didepan tenda


           Sementara didalam tenda, Joni mencoba mengalihkan perhatian Nova agar tidak takut. Dia banyak bercerita mengenai perjalanan hidupnya . Mereka saling curhat dan berkisah tentang kekecewaan dan para mantan yg meninggalkan mereka.
           "makasih ya ,  aku bener2 beruntung ketemu dengan kalian''  kata nova
           ''iya Nov,   aku juga seneng , bisa ngejagain kamu kok'' jawab Joni.
           "boleh minta nomer hape nya nov ? biar kita bisa terus hubungan nantinya ?" pinta Jono
            Nova menghidupkan hapenya.  Dengan senang hati memberikan nomer hapenya.   sekalian dia menanyakan dan meminta nmr Saifuddin dan Yosep,  tapi Joni tidak memberikannya dengan berbagai alasan.
            "hapenya mas Yosep rusak ,  kalo mas Udin nggak punya hape"  alasan Joni.
           ''oowh '' jawab nova percaya.  Dia pun merasa terhibur dari ketakutannya,
        
       Tanpa sengaja mata Joni melirik ke luar tenda , ada sesuatu yg terdengar mendekati tenda , Nova ketakutan, Joni pun melongokkan kepalanya keluar tenda , dan ia tersentak kaget saat melihat ada sesuatu yang saat itu tampak hanya beberapa meter di depannya.
       
Jantung Joni hampir copot. wajahnya pucat pasi , mematung tak bergerak dan hampir pingsan. Kalo saja tidak ada Nova disebelahnya, mungkin dia memilih untuk pingsan saja. Masalahnya ini ada cewek,  ya malu lah.
         Joni berusaha bertahan dari ketakutan ,
            Sesuatu yang aneh itu sekilas menghilang dari pandangannya., detak jantung Joni semakin terasa lebih cepat seakan tak percaya akan apa yang ia lihat,
            "Ada apa kak" tanya nova
            ''Enggak ada apa2 nov" jawab jono
            "Tapi sepertinya kak jo terlihat kayak ketakutan gitu" tanya nova
            " Oh masa sih....?? tapi bener gak ada apa2 kok" jono berusaha menyembunyikanya karna ia mengawatirkanya.
           " Nov gmana klo kita menyusul saif dan yosep keluar udah lama nih mereka gak kembali" Ajak jono
           " Gak ahh aku takut kak" jawab nova
           Suasana malam itu semakin mencekam,. mereka berdua tetap berada di dalam tenda.
           Terdengar langkah kaki dari luar tenda , Nova yang ketakutan tiba tiba mendekap Joni. , semakin dekat dan semakin dekat , hingga terdengar tepat diluar tenda,  lalu perlahan tenda dibuka dari luar.
           "lho , ?"  Yosep dan saif heran melihat Nova mendekap Joni.
           "oalahh"  kata Nova lega karena itu ternyata mereka.  "aku kira "...
           Kemudian Saifuddin dan Yosep pun masuk kedalam tenda. Untuk mencairkan suasana, Yosep mulai mengolok olok Nova yg barusan memeluk Joni.   Nova pun menyangkal dan bilang kalo sebenarnya itu karena saking takutnya, dan nggak sadar.
           Saif dan Yosep sama sekali tidak menceritakan tentang apa yg tadi mereka lihat diatas pohon.
Begitupun Joni , tidak menceritakan sesuatu yg tadi terlintas di luar tenda.
           Entah kenapa, mereka sebenarnya terlalu ngeri untuk membahas hal hal tersebut, padahal benar2 tampak di hadapan mereka.
         
        
                                                                                  BERSAMBUNG
           
          
         

            

No comments:

Post a Comment