Thursday, October 6, 2016

HUTAN ANGKER BERHANTU  ( bagian 2 )

 

          Joni membuka matanya dengan malas. Karena sinar matahari menyeruak masuk ke tenda, dan menyilaukannya. Dia baru sadar bahwa mereka pagi ini terbangun dalam tenda di tengah hutan. Diperhatikannya Saifuddin dan Yosep. Kedua temannya tersebut masih tidur nyenyak. Mungkin mereka semua kelelahan karena perjalanan jauh dan pengalaman yang begitu mengerikan tadi malam.
          Sepintas Joni teringat sekelebat bayang yang nampak dihadapannya kemarin. Joni merinding dan bergidik ngeri, rasa takut kembali mencekamnya. Ya , harus segera pulang saja., pikir Joni. Tiba tiba dia teringat Nova.
         Nova nggak ada. Kemana dia ya ? , Joni segera keluar tenda . Memandang keseluruh penjuru hutan. Mencari cari. Nggak ada siapapun , hanya ada ocehan ocehan burung yang bertengger diatas ranting2 pohon tinggi.
         Joni pun terduduk lemas. Apa Nova diculik hantu ? pikirnya gelisah.  Dia sangat menyalahkan dirinya sendiri. Seharusnya dia tidak tertidur tadi malam. Seharusnya dia tetap melek untuk menjaga Nova. Karena dia benar2 nyata melihat sosok menyeram kan diluar tendakemarin, maka sudah pastilah hantu itu menculiknya.  Hati Joni gundah dipenuhi rasa bersalah. Menyesal, sedih , dan nggak tahu harus bagaimana.
         "Nooovaaaaaaaaaaaaa"    teriak Joni.
         "dimana kamuuuuuuuu ?"
         nggak ada sahutan.
        
         
          Joni merenung sambil menyangga dagu dengan tangannya. Terus memikirkan dan mengkhawatirkan Nova. Tanpa ia sadari, beberapa titik air bening menetes. 
Bagaimanapun juga , Joni tidak menyangkal bahwa dia sudah jatuh hati pada gadis itu, seorang yg sangat baik dan sangat menghargainya. Terindah dari semua yg sudah berlalu. Tapi sekarang dimana dia ?  . Ini salahku,  ini kecerobohanku.   Sesal Joni.
          "Kak Jo ? " 
          Joni kaget. Lamunannya pun buyar.           
          Nova memanggilnya. Sambil membawa beberapa ranting kayu. Joni memandangnya tanpa berkedip.  Lega.     Dan  tersenyum sesenang senangnya.
          "aku barusan nyari kayu kak,  buat bakar2 api unggun dan masak. Pagi pagi gini enaknya kita seduh minuman panas yg seger. Kalo aku sih sukanya teh . Kalo kalian mungkin kopi ya ?   oh iya , aku udah bangun pagi tadi banget lho.   Mau bangunin kalian kasian , soalnya kayaknya pada kecapean semua sih " .   Cerocos Nova.
          Joni tidak menjawab sepatah kata pun . Hatinya begitu berbunga bunga dipenuhi perasaan lega yang amat sangat . Bidadarinya ternyata nggak kenapa kenapa. Yaa , dan Joni pun gemes banget pada cara bicara Nova yang etes.
         Dipandangnya Nova , tanpa berkedip sedetikpun.
         "kak Jo ?    kak Jo ? "  panggil Nova
         Joni masih terpaku , terpesona memandang wajahnya.
        "kak Jo nggak kenapa kenapa kan ? "  Nova keheranan.
         ''eh... eh ...  nggak kenapa kenapa kok Va .   Alhamdulillah. Syukurlah kalo begitu.  Tadi aku kuatir banget , kalo terjadi apa apa sama kamu." jelas Joni.
         Nova dan Joni meneruskan obrolan sambil memasak air di api unggun. Bercerita banyak hal dan tentang bagaimana khawatirnya Joni barusan. Juga tentang suara suara aneh yg mereka dengar tadi malam.
         "oh iya , kenapa ya, hp ku kok nggak ada sinyalnya sama sekali disini.  Darurat terus" tanya nova .
          "iya , punyaku juga nih , sejak sampai disini,  bbm ku off.   cuma bisa dipakai buat main game aja hp ku.''  jawab Joni mengiyakan.
           "aku nggak bisa hubungin temen temenku .   aku kuatir mereka juga tersesat"
          
           Nova menceritakan teman temannya. 4 orang cewek termasuk Nova.    dalam perjalanan ke hutan,  dua orang temannya pamit ke sungai untuk buang air, sedangkan Nova dan salah satu temannya nunggu di jalan setapak. Karena ditunggu lama nggak balik balik, akhirnya teman Nova yg menunggu menyusul mereka.   Tapi justru ketiganya sama sekali nggak kembali .   Akhirnya tersesatlah Nova sendirian hingga bertemu Joni dkk sore harinya.
           Yosep keluar dari tenda. Dengan mata kiyip kiyip karena bangun tidur. Menyiram muka dengan air aqua botol untuk cuci muka. Setelah itu memeriksa sangkar burung jalaknya. Lalu digantangkannya sangkar tersebut pada satu cabang pohon.
           Kemudian bergabung dengan Joni dan Nova ngobrol sambil nuang kopi panas. Yosep menyulut ujung rokoknya dengan arang kayu.    Setelah menghembus asapnya, dia mulai menceritakan apa yg dilihatnya diatas pohon bersama Saifuddin.
           Nova merinding tercekam. Sementara Joni pun menceritakan sesuatu yg dilihatnya diluar tenda tadi malam.
           Perlahan Yosep sadar , bahwa pohon itu tidaklah terlalu jauh dari tempat mereka ngobrol sekarang ini.   Dengan penuh was was dia mulai melirik ke arah pohon tersebut.
            Nggak ada apa apa.
            Yosep mencoba terus mencari pohon tinggi yg ia lihat kemarin. Tapi tampaknya tak ada apapun seperti yg dia lihat mengerikan tersebut.   Semua pohon tampaknya aman aman saja.  Yosep menunjukkan pohon itu kepada Nova dan Joni.
            Yosep mengusulkan agar segera beranjak dari sini. Dan pulang. Karena itu Joni segera ke tenda untuk membangunkan Saifuddin.  Tapi ternyata sulit sekali. Saifuddin kalo sedang tidur susah banget dibangunin.
           Akhirnya diciprati lah mukanya dengan air aqua .  Saifuddin marah marah, tapi Joni menjelaskan agar semuanya segera berkemas kemas untuk pulang. Akhirnya Saifuddin pun bergabung bersama mereka untuk ngobrol, minum kopi ,sambil makan cemilan.  Juga menceritakan hal menakutkan yg dilihatnya tadi malam.
           Sesekali Saifuddin melirik ke arah pohon tinggi tersebut.  memang tak ada apa apa, namun ketika Saifuddin memperhatikannya di kali keempat, barulah dia 
benar benar kaget !!!!
           Masih ada yg menggelantung disitu.
            Saif gemetaran, dia tidak melanjutkan pembicaraannya. Nova dan Yosep yg memperhatikannya keheranan ,  sedangkan Joni yg asik ngemil biskuit sambil ngerokok, nggak begitu memperhatikannya.
           Yosep menoleh ke arah pohon tersebut. Tapi dia tidak melihat apa apa. Begitu juga Nova.   Dan ketika Saif melihatnya sekali lagi, ternyata memang nggak ada apa apa.
           Maka Saifuddin pun mengajak semuanya untuk membongkar tenda dan mengemasi perbekalan.  Tidak aman disini. Pikirnya.
           Ingat , masih teringat dengan sangat jelas,  apa yg dilihatnya tadi malam. 

Tersesat hingga sore

         Setelah tenda dilipat dan semua barang dikemasi , maka mereka pun segera bergegas meninggalkan area tersebut.  Sambil sesekali menoleh ke belakang, melirik pohon tinggi yg menyeramkan itu.  Nova memperhatikan jam tangannya,  masih jam sepuluh pagi.  Mereka melangkah dengan cepat.  Seperti sudah sangat terburu buru. Mereka sepakat harus sampai rumah sebelum ashar.    Perjalanan sangat menyenangkan diiringi obrolan dan diselingi canda tawa.
           
      Masalah mulai timbul. Di suatu pertigaan , Saifuddin lupa arah jalannya. Tentu saja ini sangat merisaukan. Karena semua jelas jelas nggak tahu mania yg harus dipilih.   Apalagi rerimbunan di atas mereka sangatlah lebat. Akhirnya semua sepakat untuk memilih belokan yang kiri. Perjalanan pun diteruskan.
            Hari sudah semakin siang, mungkin sekitar jam 2 an. ..,mereka kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat.
         "apa disini ada yg bawa kompas ?"  tanya Saifuddin.
         " aku bawa satu , didalam tas ,  "    Joni pun merogoh ranselnya. dan menyerahkan selembar kertas koran kepada Yosep
         "Ealaaaaa ,,   jon , jon "   geram Yosep.
         "Kenapa ? ''    tanya Joni heran
         " ini mah harian Kompas "  gerutu Yosep.     tapi Joni masih nggak ngerti.
             Nova tertawa kecil, dan  menjelaskan kepada Joni , apa kompas yg dimaksud , yaitu penunjuk arah. bukan koran.
        "Kita mungkin dalam kesulitan sekarang"  Saifuddin menjelaskan "maaf, aku juga nggak tahu kenapa aku bisa bener bener lupa rute sini.''   
         Semuanya terdiam terpaku.  Tak ada sepatah kata pun yg keluar dari mulut mereka. Nova menggelar tikar. Kemudian semuanya membuka perbekalan dan makan.
         Setelah itu , mereka beristirahat.
         Yosep minta izin untuk buang air , agak jauh dari situ. Dan beberapa saat kemudian , ia kembali dengan ekspresi seperti kebingungan.
            "ini ...   aneh ,  i ... ini benar benar aneh..   aku tadi kesana,  sewaktu disana , aku perhatikan tempatnya, benar benar mirip dengan tempat tenda kita tadi pagi.  Benar benar persis.  "kata yosep gugup
           "mosokk ?? "   Joni nggak percaya.
           "iya , bener suwerrr ...   susunan pohonnya , rumputnya , tanahnya , dan pohon tinggi aneh itu ...   "   jelas Yosep.

           Saifuddin segera beranjak untuk memeriksanya. Diantarkan oleh Yosep.
           Beberapa saat kemudian mereka kembali.
           "Nov , jangan panik ya .   Mungkin memang kali ini kita belum berhasil. Tapi percayalah , kita pasti akan pulang kok.  Kami janji "  Jelas Saifuddin.
           "lho ? emangnya knapa sekarang ? "  tanya Nova.
            "kita balik lagi ke tempat tadi "  jelas Yosep.
            "Haaahhhh ??   berarti tadi kita cuma muter muter doang ?   trus balik lagi ke tempat tenda tadi itu ?    disini ini ? "    tanya Joni gusar.
            Nggak ada yg menjawab pertanyaan Joni .  Mereka sadar , ada yang nggak beres. Mereka mulai mengerti , kalo ternyata ada sesuatu yg menyesatkan mereka.
            Saifuddin mengajak mereka untuk berjalan agak jauh dari situ. Menjauhi area angker yg mencekam tadi malam.   Setelah itu mereka sepakat memasang tenda lagi.  Karena semua sudah terlalu capek , dan hari sudah menjelang sore.
           

                              BERSAMBUNG ........

1 comment: